![]() |
| Ilustrasi - Membaca kitab suci Al-Qur'an dalam mencari berkah ramadan. (Unsplash/Abdullah Faraz) |
Suara seseorang membuka pintu kamar menyuruhmu segera bangun untuk makan sahur membuatmu tersadar dari lelapnya tidur. Kau menyibakkan selimut, duduk terdiam sejenak, lalu berjalan menuju meja makan untuk makan sahur bergabung dengan anggota keluarga.
Rasa kantuk membuat matamu ingin terpejam kembali seolah kelopak mata terasa sangat berat. Menyuap makanan secara perlahan seraya berbincang-bincang sedikit akan rasa makanan yang sedang disantap. Perlahan semua makanan di atas piring telah masuk ke dalam perutmu. Bahkan tidak ada satupun lauk maupun nasi yang tersisa seakan kamu tidak rela untuk meninggalkannya.
Kini lambungmu sudah terisi penuh, membuat kau semangat menjalankan ibadah puasa. Memiliki energi dan nutrisi yang cukup untuk menahan lapar dan dahaga dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Duduk melipat kedua kaki di depan layar televisi. Menonton acara komedi sembari menunggu adzan subuh berkumandang. Gelak tawa kecilmu diiringi senyuman membuatmu sangat terhibur menyaksikannya. Di sela menonton tibalah waktu Imsak. Kau segera mematikan televisi serta bergegas untuk mengambil air minum dan meminumnya karena telah berakhirnya waktu sahur dan akan dimulainya waktu puasa.
Azan subuh berkumandang, kau bersegera melangkahi kaki menuju kamar kecil. Gemercik air wudhu yang mengalir membasahi anggota badan tertentu, menyucikan dirimu dari hadas kecil. Membentangkan sajadah ke arah bangunan suci di Masjidil Haram menyembah Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT. Bersujud merendahkan dirimu kepada Yang Maha Kuasa merupakan bentuk kepatuhan dan ketaatanmu kepada Allah SWT.
Mengangkat kedua tangan sembari menengadahkan kepala ke atas, berdoa dengan tulus memohon ampun dari kesalahan yang telah kau perbuat dan tidak lupa selalu mendoakan kedua orang tuamu agar selamat dunia akhirat. Kau ambil kitab suci Al-Qur’an dan kau lafalkan dengan jelas membuat suasana hatimu menjadi lebih tenang, damai dan penuh keberkahan di bulan suci Ramadan.
Burung-burung berkicau, ayam berkokok secara beruntun, sang mentari pun mulai terbit dari timur menandakan aktivitasmu yang lain di hari ini akan dimulai. Kau menyibakkan gorden, membuka jendela, menghirup udara pagi yang sejuk kaya akan oksigen. Menatap mentari pagi yang bersinar terang dengan penuh kehangatan. Melakukan hal seperti itu membuat dirimu lebih bahagia.
Sebelum memulai aktivitas selanjutnya, hal pertama yang kau lakukan adalah membersihkan tubuhmu dari kotoran agar tetap terjaga kesehatannya. Menarik handuk yang menggantung dan meletakkannya di atas pundakmu sembari berjalan menuju kamar mandi. Menyalakan keran dan suara siraman air pun terdengar. Kau membasuh tubuhmu secara bergantian sembari bersenandung kecil hingga kau rasa tubuhmu sudah cukup bersih.
Suara keran air tertutup menandakan kau sudah selesai bersiram. Melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi dengan wajah yang fresh serta tubuh yang menggigil. Kau kedinginan sampai-sampai bersicepat masuk ke dalam kamar.
Mengenakan seragam sekolah dengan rok berwarna biru dongker serta menggendong tas ransel dan sepatu kets warna hitam. Bersiap-siap berangkat menuju sekolah diantar oleh sang ayah menggunakan sepeda motor berharap kau datang tepat waktu. Mencium tangan Ibumu sembari berpamitan dengan mengucap salam diakhir.
************
“Assalamualaikum,” ucapmu. Ucapan salam yang keluar dari mulutmu terdengar pelan sambil membuka pintu dan langsung mencium tangan Ibumu sepulang sekolah. Menaiki angkutan umum sepulang sekolah serta berjalan kaki di bawah panasnya terik matahari membuat tubuhmu tampak lesu. Beristirahat sejenak setelah mengganti pakaian serta membasuh wajahmu agar lebih segar.
Energi di dalam tubuhmu sudah pulih kembali setelah beristirahat beberapa saat. Tidak lupa kau melakukan rutinitas membantu meringankan pekerjaan Ibumu dengan mengangkat pakaian yang sudah kering serta melipatnya. Suara canda tawa terdengar, kau sedang bermain dengan adikmu dengan wajah yang sedikit memerah akibat tertawa yang berlebihan.
Setiap mendengar lantunan adzan kau segera bergegas ke kamar kecil mengambil air wudhu. “Bentar dulu ya, mau salat dulu nanti kita main lagi,” katamu. Menunda bermain dengan sang adik untuk melaksanakan kewajibanmu sebagai orang muslim terlebih dahulu yakni salat lima waktu.
Sore hari tiba, kau kembali bermain bersama adikmu menaiki sepeda mengelilingi kampung. Menggoes sepeda membonceng adikmu sambil tertawa kecil bahagia. Setelah bermain sepeda, satu jam sebelum waktu magrib kau pergi ke dapur melakukan hobimu yaitu memasak. Kau mengisi waktu dengan membuat camilan untuk tambahan menu berbuka puasa yang telah disiapkan oleh Ibumu. Sembari membaca resep agar camilan tersebut jadi dengan rasa sempurna.
Suara azan magrib berkumandang menandakan telah berakhirnya ibadah puasa di hari itu. “Alhamdulillah…,” ucapmu. Kau membaca doa berbuka puasa kemudian meneguk segelas air, dilanjutkan dengan salat magrib terlebih dahulu. Setelah selesai salat magrib, kau segera bergegas menuju meja makan bergabung dengan anggota keluarga untuk makan malam. Azan isya berkumandang, kau bersiap-siap menuju musala melaksanakan ibadah salat tarawih bersama kakak, ayah, dan ibumu.
Kau sudah tiba kembali di rumah menandakan salat tarawih sudah selesai. Kau membuka dan melipat mukena serta sajadahmu lalu berjalan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Kau merapihkan buku pelajaran untuk sekolah esok hari dan membacanya sedikit sebelum tidur. Menutup pintu kamar, mematikan lampu serta menutupi tubuhmu dengan selimut. Memejamkan mata dan membaca doa sebelum tidur kau lakukan berharap agar mimpi buruk tidak datang dalam tidurmu.

